Sunday 14 June 2015


Sudah kita ketahui bersama bahwa putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka adalah seorang pengusaha. Ia sudah lama menggeluti bisnis kuliner di kotanya, Solo. Gibran Rakabuming sendiri fokus untuk mengelola bisnis katering yang ia beri nama Chili Pari.

Sebagai seorang pemuda, ia terbilang sukses menjalankan bisnis katering ini. Meski ia memulai bisnis katering baru pada tahun 2010 silam, namun pada tahun pertama ia sudah mampu mendulang keuntungan. Lalu apa tips sukses dalam mengelola #bisnis kuliner dari putra sulung Presiden Jokowi tersebut? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Tidak Terhalang Modal Terbatas

Perjalanan bisnis katering yang dikelola oleh Gibran Rakabuming ternyata tidak semulus yang kita bayangkan. Meskipun ia seorang putra pejabat, namun ia tetap memulainya dari nol. Untuk menjalankan atau memulai usaha baru, ia pun juga membutuhkan pinjaman. Meskipun anak orang penting, tak lantas serta merta ia begitu saja mendapatkan pinjaman dari bank.

Bahkan tak jarang Gibran Rakabuming mendapat penolakan dari pihak Bank. Singkat kata, pada akhirnya ia pun mendapatkan dana dari bank walaupun jumlahnya sangat jauh dari yang ia harapkan.

Namun meskipun dengan modal yang bisa dikatakan terbatas tersebut, Gibran Rakabuming tetap bertekad untuk mendirikan sebuah usaha katering. Ia tidak mau hanya gara-gara modal terbatas membuat ide usahanya ‘terpenjara’ tanpa bisa diaktualisasikan.

2. Selalu Membuat Inovasi Baru

Meski sebagai seorang anak pejabat tinggi, namun usaha katering yang dikelola Gibran juga penuh dengan tantangan. Banyaknya bisnis katering di Solo yang menjadikan persaingan semakin ketat mengharuskan Gibran untuk selalu bertindak cepat dan tepat. Untuk menjawab tantangan agar tetap mampu bersaing dengan bisnis serupa yang ada di Solo, Gibran selalu melakukan inovasi dan terobosan pada usaha kateringnya.

Menu-menu yang inovatif dengan tetap mempertahankan cita rasa dan ciri khas Solo menjadi daya jual utama katering yang dijalankan Gibran. Konsep penyajian khas Solo “piring terbang” dalam sebuah event pun masih tetap dipertahankan oleh Gibran Rakabuming. Karena menurutnya, konsep prasmanan atau sistem buffet kurang diminati oleh konsumen lokal.

3. Manajemen Kecepatan Penyajian Bisnis Katering

Penyajian katering yang sering digunakan di Solo adalah masih menggunakan metode ‘piring terbang’, bukan menggunakan sistem prasmanan atau standing party. Pada konsep piring terbang ini para tamu hanya duduk diam di kursi tamu yang kemudian makanan yang disajikan diberikan langsung oleh pramu saji. Nah, yang menjadi kunci utama dalam menyajikan dengan konsep piring terbang ini adalah kecepatan dalam memberikan pelayanan.

Tampaknya Gibran memahami betul metode tradisional ini, oleh karenanya ia selalu membekali karyawannya dengan ketrampilan dan kecepatan yang mumpuni sebagai jaminan kepuasan penyewa. Selain itu, ia selalu berkoordinasi dengan panitia penyelenggara acara untuk segera mengeluarkan sajian yang masih belum disajikan.

Kenapa demikian, karena biasanya ketika seseorang menyewa katering pada suatu event, namun masih ada beberapa makanan yang tidak tersampaikan pada tamu, maka itu menjadi beban dari penyedia katering dan pihak penyewa katering tidak berkewajiban membayar.

4. Melakukan Promosi Pada Masyarakat

Pada masa awal pengembangan katering miliknya, Gibran mengakui selalu melakukan promosi langsung pada masyarakat. Ia tak malu untuk membagikan sendiri brosur katering yang ia kelola kepada khalayak ramai.

Meskipun dengan cara yang konvensional, namun cara ini ternyata sangat efektif di Kota Solo. Dengan promosi yang tersusun dengan baik dan terjadwal, brand yang diusung Gibran pun dengan cepat terangkat di masyarakat.

Sampai saat ini, katering yang dikelola oleh Gibran Rakabuming Raka sendiri telah mampu menjadi partner sebuah event besar yang sering diadakan di Kota Solo.

0 comments :

Post a Comment